SUARAPGRI - Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, akan segera pergi ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umroh. Rencananya, ia akan berangkat pada 14 Mei 2017 mendatang.
Soal kepergiannya umroh, ia mengaku itu merupakan janjinya kepada sejumlah guru honorer dari berbagai daerah di Jawa Barat yang ditemuinya. Ia mengajak mereka umroh sebagai bentuk penghargaan untuk mereka yang tetap membaktikan diri sebagai guru meski tidak kunjung diangkat menjadi PNS setelah sekian lama.
"Jadi saya umroh dalam rangka mendampingi para guru honorer itu. Ada sembilan guru," kata Dedi Mulyadi di Kantor DPW Partai Perindo Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (9/5/2017).
Dari guru honorer yang akan dibawa tersebut, salah seorang di antaranya adalah guru kelas I Dedi saat sekolah di SDN Sukabakti, Subang. Tapi, guru bernama Epon itu menurutnya bukan guru honorer. Epon adalah guru yang berstatus PNS.
Dedi Mulyadi lalu bercerita soal sosok gurunya itu. Ia mengaku sempat tidak naik kelas saat kelas I. "Guru itu yang membuat saya tidak naik dulu," ceritanya.
Dengan nada santai, ia menjelaskan alasan Epon membuatnya menjalani kelas I sebanyak dua kali. Saat itu, usia Dedi baru lima tahun. Ia masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya.
"Bukan saya bangor (nakal-red). Tapi kata Bu Epon begini, ‘usia saya relatif terlalu muda. Kalau naik, nanti kapasitas intelektualnya tidak cukup mumpuni ketika sudah besar’," bebernya.
Saat diputuskan untuk tidak naik kelas ketika pembagian rapor, Dedi kecil tidak paham. Ia bahkan sempat bertanya pada teman-teman sekelasnya. Mereka bahkan menjawab Dedi juga naik kelas seperti teman-temannya.
Tapi begitu sampai rumah, ia langsung dimarahi oleh ayahnya karena tidak naik kelas. "Dari situ saya menangis karena waktu itu kan belum bisa baca (jadi tidak tahu tidak naik kelas di rapor)," cetusnya.
Meski begitu, ia bersyukur karena apa yang dilakukan Epon membuatnya tidak naik kelas dipandang sebagai hal yang baik. "Ternyata benar Bu Epon. Dulu saya usia lima tahun tidak naik, sekarang jadi agak pintar," kelakar Dedi.
Disinggung soal alasan memberikan hadiah umroh untuk sang guru, Dedi mengatakan itu sebagai bentuk kecintaannya. Ia merasa apa yang diajarkan Bu Epon dulu, termasuk memutuskan membuatnya tidak naik kelas, adalah sesuatu yang penting untuk masa depan.
"Kan guru yang paling fundamental itu guru kelas I SD," tandas Dedi. (newsokezone.com)
Soal kepergiannya umroh, ia mengaku itu merupakan janjinya kepada sejumlah guru honorer dari berbagai daerah di Jawa Barat yang ditemuinya. Ia mengajak mereka umroh sebagai bentuk penghargaan untuk mereka yang tetap membaktikan diri sebagai guru meski tidak kunjung diangkat menjadi PNS setelah sekian lama.
"Jadi saya umroh dalam rangka mendampingi para guru honorer itu. Ada sembilan guru," kata Dedi Mulyadi di Kantor DPW Partai Perindo Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (9/5/2017).
Dari guru honorer yang akan dibawa tersebut, salah seorang di antaranya adalah guru kelas I Dedi saat sekolah di SDN Sukabakti, Subang. Tapi, guru bernama Epon itu menurutnya bukan guru honorer. Epon adalah guru yang berstatus PNS.
Dedi Mulyadi lalu bercerita soal sosok gurunya itu. Ia mengaku sempat tidak naik kelas saat kelas I. "Guru itu yang membuat saya tidak naik dulu," ceritanya.
Dengan nada santai, ia menjelaskan alasan Epon membuatnya menjalani kelas I sebanyak dua kali. Saat itu, usia Dedi baru lima tahun. Ia masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya.
"Bukan saya bangor (nakal-red). Tapi kata Bu Epon begini, ‘usia saya relatif terlalu muda. Kalau naik, nanti kapasitas intelektualnya tidak cukup mumpuni ketika sudah besar’," bebernya.
Saat diputuskan untuk tidak naik kelas ketika pembagian rapor, Dedi kecil tidak paham. Ia bahkan sempat bertanya pada teman-teman sekelasnya. Mereka bahkan menjawab Dedi juga naik kelas seperti teman-temannya.
Tapi begitu sampai rumah, ia langsung dimarahi oleh ayahnya karena tidak naik kelas. "Dari situ saya menangis karena waktu itu kan belum bisa baca (jadi tidak tahu tidak naik kelas di rapor)," cetusnya.
Meski begitu, ia bersyukur karena apa yang dilakukan Epon membuatnya tidak naik kelas dipandang sebagai hal yang baik. "Ternyata benar Bu Epon. Dulu saya usia lima tahun tidak naik, sekarang jadi agak pintar," kelakar Dedi.
Disinggung soal alasan memberikan hadiah umroh untuk sang guru, Dedi mengatakan itu sebagai bentuk kecintaannya. Ia merasa apa yang diajarkan Bu Epon dulu, termasuk memutuskan membuatnya tidak naik kelas, adalah sesuatu yang penting untuk masa depan.
"Kan guru yang paling fundamental itu guru kelas I SD," tandas Dedi. (newsokezone.com)
0 Response to "MANTAP! BUPATI PURWAKARTA DEDI MULYADI BERANGKATKAN SEJUMLAH GURU HONORER PERGI UMROH"
Posting Komentar