Sebanyak
306 guru honorer K2 yang menamakan diri Forum Honorer Kategori Dua (K2)
Tapanuli Tengah (Tapteng) mendesak Bupati Sukran Jamilan Tanjung agar
mengangkat mereka menjadi CPNS.
Sebab, banyak di antara mereka yang sudah belasan tahun menjadi guru honor.
G Purba, ketua tim aksi sekaligus ketua forum tersebut, saat dimintai keterangannya, membenarkan tujuan kedatangan mereka untuk menemui bupati, guna memastikan nasib mereka yang selama ini terkatung-katung.
“Kita mau minta kepada Pak Bupati agar kami diangkat menjadi PNS,” kata Purba, pimpinan massa, seperti diberitakan New Tapanuli (Jawa Pos Group) kemarin.
Mereka juga meminta agar honor mereka sebagai tenaga pengajar disetarakan dengan Upah Minimum Regional (UMR).
“Kalaupun tidak bisa diangkat, paling tidak honor kami disesuaikan dengan besaran UMR,” pintanya.
Besaran honor yang mereka terima sebagai tenaga pengajar selama ini yang dibiayai dari dana BOS, sangat minim. Parahnya, ada di antara mereka yang hanya menerima Rp 160 ribu per bulan.
“Gaji kami sekarang dari dana BOS. Saya saja menerima gaji hanya Rp 162 ribu per bulan. Dan yang paling besar menerima hanya Rp 600 ribu per bulan,” ungkapnya.
Itupun, lanjutnya, gaji tersebut mereka terima per tiga bulan. “Kami terima sekali tiga bulan, dirapel, belum ada ada penundaan penyerahan,” bebernya. (ts/sam/jpnn)
- See more at: http://fajar.co.id/headline/2016/03/03/menyedihkan-guru-honor-disini-hanya-digaji-rp162-ribu.html#sthash.ICjkJ1S1.dpuf
Sebab, banyak di antara mereka yang sudah belasan tahun menjadi guru honor.
G Purba, ketua tim aksi sekaligus ketua forum tersebut, saat dimintai keterangannya, membenarkan tujuan kedatangan mereka untuk menemui bupati, guna memastikan nasib mereka yang selama ini terkatung-katung.
“Kita mau minta kepada Pak Bupati agar kami diangkat menjadi PNS,” kata Purba, pimpinan massa, seperti diberitakan New Tapanuli (Jawa Pos Group) kemarin.
Mereka juga meminta agar honor mereka sebagai tenaga pengajar disetarakan dengan Upah Minimum Regional (UMR).
“Kalaupun tidak bisa diangkat, paling tidak honor kami disesuaikan dengan besaran UMR,” pintanya.
Besaran honor yang mereka terima sebagai tenaga pengajar selama ini yang dibiayai dari dana BOS, sangat minim. Parahnya, ada di antara mereka yang hanya menerima Rp 160 ribu per bulan.
“Gaji kami sekarang dari dana BOS. Saya saja menerima gaji hanya Rp 162 ribu per bulan. Dan yang paling besar menerima hanya Rp 600 ribu per bulan,” ungkapnya.
Itupun, lanjutnya, gaji tersebut mereka terima per tiga bulan. “Kami terima sekali tiga bulan, dirapel, belum ada ada penundaan penyerahan,” bebernya. (ts/sam/jpnn)
- See more at: http://fajar.co.id/headline/2016/03/03/menyedihkan-guru-honor-disini-hanya-digaji-rp162-ribu.html#sthash.ICjkJ1S1.dpuf
Sebanyak
306 guru honorer K2 yang menamakan diri Forum Honorer Kategori Dua (K2)
Tapanuli Tengah (Tapteng) mendesak Bupati Sukran Jamilan Tanjung agar
mengangkat mereka menjadi CPNS.
Sebab, banyak di antara mereka yang sudah belasan tahun menjadi guru honor.
G Purba, ketua tim aksi sekaligus ketua forum tersebut, saat dimintai keterangannya, membenarkan tujuan kedatangan mereka untuk menemui bupati, guna memastikan nasib mereka yang selama ini terkatung-katung.
“Kita mau minta kepada Pak Bupati agar kami diangkat menjadi PNS,” kata Purba, pimpinan massa, seperti diberitakan New Tapanuli (Jawa Pos Group) kemarin.
Mereka juga meminta agar honor mereka sebagai tenaga pengajar disetarakan dengan Upah Minimum Regional (UMR).
“Kalaupun tidak bisa diangkat, paling tidak honor kami disesuaikan dengan besaran UMR,” pintanya.
Besaran honor yang mereka terima sebagai tenaga pengajar selama ini yang dibiayai dari dana BOS, sangat minim. Parahnya, ada di antara mereka yang hanya menerima Rp 160 ribu per bulan.
Sebab, banyak di antara mereka yang sudah belasan tahun menjadi guru honor.
G Purba, ketua tim aksi sekaligus ketua forum tersebut, saat dimintai keterangannya, membenarkan tujuan kedatangan mereka untuk menemui bupati, guna memastikan nasib mereka yang selama ini terkatung-katung.
“Kita mau minta kepada Pak Bupati agar kami diangkat menjadi PNS,” kata Purba, pimpinan massa, seperti diberitakan New Tapanuli (Jawa Pos Group) kemarin.
Mereka juga meminta agar honor mereka sebagai tenaga pengajar disetarakan dengan Upah Minimum Regional (UMR).
“Kalaupun tidak bisa diangkat, paling tidak honor kami disesuaikan dengan besaran UMR,” pintanya.
Besaran honor yang mereka terima sebagai tenaga pengajar selama ini yang dibiayai dari dana BOS, sangat minim. Parahnya, ada di antara mereka yang hanya menerima Rp 160 ribu per bulan.
“Gaji kami sekarang dari dana BOS. Saya saja menerima gaji hanya Rp
162 ribu per bulan. Dan yang paling besar menerima hanya Rp 600 ribu per
bulan,” ungkapnya.
Itupun, lanjutnya, gaji tersebut mereka terima per tiga bulan. “Kami terima sekali tiga bulan, dirapel, belum ada ada penundaan penyerahan,” bebernya. (ts/sam/jpnn)
- See more at: http://fajar.co.id/headline/2016/03/03/menyedihkan-guru-honor-disini-hanya-digaji-rp162-ribu.html#sthash.ICjkJ1S1.dpuf
G Purba, ketua tim aksi sekaligus ketua forum tersebut, saat dimintai keterangannya, membenarkan tujuan kedatangan mereka untuk menemui bupati, guna memastikan nasib mereka yang selama ini terkatung-katung tidak jelas.

“Kita mau minta kepada Bapak Bupati agar kami diangkat menjadi PNS,” kata Purba, pimpinan massa, seperti yang diberitakan New Tapanuli (Jawa Pos Group) kemarin.
Mereka juga meminta agar honor mereka sebagai tenaga pengajar disetarakan dengan Upah Minimum Regional (UMR).
“Kalaupun tidak bisa diangkat, paling tidak honor kami disesuaikan dengan besaran UMR,” pintanya.
Dia juga mengatakan, gaji tersebut mereka terima per tiga bulan. “Kami terima sekali tiga bulan, dirapel, belum ada ada penundaan penyerahan,” jelasnya.
Itupun, lanjutnya, gaji tersebut mereka terima per tiga bulan. “Kami terima sekali tiga bulan, dirapel, belum ada ada penundaan penyerahan,” bebernya. (ts/sam/jpnn)
- See more at: http://fajar.co.id/headline/2016/03/03/menyedihkan-guru-honor-disini-hanya-digaji-rp162-ribu.html#sthash.ICjkJ1S1.dpuf
SUARAPGRI - Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh, selamat malam & salam sejahtera untuk rekan-rekan honorer di seluruh tanah air. Sebanyak 306 guru honorer K2 yang menamakan diri Forum Honorer Kategori Dua (K2) Tapanuli Tengah (Tapteng) mendesak Bupati Sukran Jamilan Tanjung agar mengangkat mereka menjadi CPNS. Penyebabnya, banyak di antara mereka yang sudah belasan tahun menjadi guru honor.
G Purba, ketua tim aksi sekaligus ketua forum tersebut, saat dimintai keterangannya, membenarkan tujuan kedatangan mereka untuk menemui bupati, guna memastikan nasib mereka yang selama ini terkatung-katung tidak jelas.
“Kita mau minta kepada Bapak Bupati agar kami diangkat menjadi PNS,” kata Purba, pimpinan massa, seperti yang diberitakan New Tapanuli (Jawa Pos Group) kemarin.
Mereka juga meminta agar honor mereka sebagai tenaga pengajar disetarakan dengan Upah Minimum Regional (UMR).
“Kalaupun tidak bisa diangkat, paling tidak honor kami disesuaikan dengan besaran UMR,” pintanya.
Besaran honor yang mereka terima sebagai tenaga pengajar selama ini yang dibiayai dari dana BOS, sangat minim. Parahnya, ada di antara mereka yang hanya menerima Rp 160 ribu per bulan.
“Gaji kami sekarang dari dana BOS. Saya saja menerima gaji hanya Rp 162 ribu per bulan. Dan yang paling besar menerima hanya Rp 600 ribu per bulan,” katanya.
“Gaji kami sekarang dari dana BOS. Saya saja menerima gaji hanya Rp 162 ribu per bulan. Dan yang paling besar menerima hanya Rp 600 ribu per bulan,” katanya.
Dia juga mengatakan, gaji tersebut mereka terima per tiga bulan. “Kami terima sekali tiga bulan, dirapel, belum ada ada penundaan penyerahan,” jelasnya.
Bagaimana komentar rekan-rekan honorer yang lain terkait hal tersebut??
silahkan berikan komentar yang cerdas.
sumber: fajar.co.id
sumber: fajar.co.id
Demikian informasi yang kami bagikan, semoga bermanfaat, terima kasih.
0 Response to "MIRIS..!! GURU HONORER DISINI HANYA DIGAJI RP. 162 RIBU"
Posting Komentar