SUARAPGRI - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, mengaku
telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) terkait atas usulan sistem belajar
satu hari penuh di sekolah (Full Day School/FDS) bagi siswa Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menteri Muhadjir mengatakan, untuk tahap awal diperlukan pilot project dahulu
sebelum diberlakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Adapun saat
ini Full Day School sudah diberlakukan di beberapa sekolah swasta di Indonesia.
"Saya sudah konsultasi ke Beliau (JK). Beliau menyarankan ada semacam
pilot project untuk mengetes pasar. Kita juga sedang mematangkan, ini juga
mohon persetujuan dari pak presiden sudah. Pertama, beliau (Presiden)
sudah mengapresiasi bahkan memberikan contoh-contoh. Kemudian, pak
Wapres sudah menyetujui kami, tinggal menyusun lebih lanjut," ujar
Menteri Muhadjir yang ditemui di kantor Wapres, Jakarta, Senin (8/8).
Menurut Menteri Muhadjir dengan sistem FDS, diharapkan kepada siswa SD dan SMP mendapat
banyak pelajaran terkait pembentukan karakter dan etika di sekolah.
Demikian juga, untuk guru akan mendapatkan waktu lebih banyak memberikan pendidikan
dasar kepada muridnya. Sebagai kompensasi, para siswa kemungkinan akan
diberikan libur dua hari dalam seminggu, yaitu Sabtu dan Minggu.
"(libur 2 hari) Ini masih gagasan. Kemudian kalau pulang jam 5 sore,
masyarakat kota kan umumnya pulang jam 5, nanti orangtuanya bisa jemput
anak agar pulang bersama. Tetapi sekarang kan anaknya pulang jam 1
siang, sementara orangtuanya pulang jam 5, antara jam 1 sampai jam 5
anaknya tidak tahu siapa yang bertanggung jawab karena sekolah sudah
melepas, sementara keluarga belum ada," jelasnya.
Oleh karena itu, Menteri Muhadjir mengungkapkan muncul ide sistem belajar
satu hari penuh di sekolah. Tujuannya untuk menghindari penyimpangan karena banyaknya waktu kosong tanpa pengawasan
orang tua dan guru.
"Untuk memangkas waktu kosong ini, kita lakukan
dengan memperpanjang waktu di sekolah yang disesuaikan dengan jam kerja
orangtuanya," ungkapnya.
Selain itu juga diharapkan kemampuan siswa akan meningkat karena sekolah menambah ektrakurikuler, seperti bahasa asing atau mengaji.
Biaya Tambahan, Muhadjir mengatakan, untuk mewujudkan sistem tersebut diperlukan biaya
tambahan dalam bentuk iuran rutin atau sumbangan sehingga sekolah tidak
sepenuhnya gratis, sebagaimana program pemerintah selama ini.
"Kemudian, kami akan merevisi pengertian sekolah gratis. Jadi, sekolah
gratis yang dimaksud tersebut bukanlah berarti mematikan partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat akan kita buka termasuk dalam bentuk iuran atau
sumbangan yang ditentukan masyarakat sendiri. Jadi badan bertanggung
jawab terhadap pengawasan dan kebijakan sekolah itu akan kita perkuat," pungkasnya.
Dengan konsekuensi, lanjutnya, komite sekolah akan diperkuat sehingga
mampu menyaring murid yang layak mendapat bantuan biaya sekolah atau
subsidi dari pemerintah
Demikian informasi yang kami bagikan, semoga bermanfaat, terima kasih.
0 Response to "FULL DAY SCHOLL TELAH DISETUJUI PRESIDEN, TAHAP AWAL AKAN DIBUAT PILOT PROJECT"
Posting Komentar