SUARAPGRI - Pada tahun 2015 lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan
mencanangkan program GGD (Guru Garis Depan) yang ditempatkan di daerah
terdepan, terpencil, dan terluar di Indonesia. Program tersebut telah
mengirimkan sejumlah 798 orang
kesejumlah tempat yaitu Aceh Besar, Aceh Singkil, Manggarai Timur,
Flores Timur, Raja Ampat, dan Sorong. Guru-guru tersebut akan mengajar
ditempat tersebut secara permanen dan berstatus CPNS.
Dan untuk Tahun 2016, Pemerintah melalui Kemendikbud kembali akan merekrut GGD (Guru Garis Depan).
Jumlah kuota yang akan disediakan naik secara drastis dari tahun sebelumnya. Untuk
tahun 2016 ini Pemerintah akan merekrut sebanyak 7000 guru untuk ditempatkan
di 93 kabupaten di daerah tertinggal yang tersebar di 28 provinsi di
seluruh Indonesia.
Beberapa waktu lalu bertempat di Hotel Sahid Jakarta, diselenggarakan
Nota Kesepahaman antara Kemendikbud degan bupati-bupati yang nantinya
akan menerima Guru Garis Depan untuk ditempatkan daerahnya. Menteri Anies menghimbau
para bupati untuk menerima mereka dengan tangan terbuka dan memandang
mereka lebih dari sekedar tambahan pegawai. "Jangan sekedar menganggap
mereka adalah pegawai baru atau angka statistik dalam daftar
kepegawaian, tapi pandanglah mereka sebagai promotor dari perubahan di
daerah," kata Menteri Anies.
Dalam acara tersebut, Menteri Anies juga berharap para Guru Garis Depan tersebut
bisa menginspirasi dan menjadi agen perubahan dan tidak hanya sekedar
mengajar saja.
"Yang sekarang kita butuhkan anak-anak yang datang ke
sana untuk mengajar, mendidik, dan menginspirasi. Jangan berpikir hanya
menjadi guru. Namanya menjadi guru tapi perannya sebagai inspirator,"ujar Menteri Anies.
Menteri Anies Baswedan menganggap bahwa program GGD (Guru Garis Depan) ini bukan hanya untuk
pemenuhan kebutuhan guru di daerah terpencil yang selama ini terlupakan
tapi juga sebagai program untuk merajut kembali tenun kebangsaan. "Kita
semua termasuk yang beruntung karena kita berinteraksi dengan ragam
etnik dan budaya, tapi jutaan orang Indonesia lain yang tidak pernah
berinteraksi," tutur Mendikbud.
Guru yang akan dikirim ketempat terkecil tersebut berbeda dengan guru reguler
biasa yang ada disekolah-sekolah pada umumnya. Kendala dan medan yang dihadapi pun
jauh berbeda, mulai dari ketersediaan listrik, infrastruktur yang
menantang. Namun Menteri Anies berpesan bahwa guru-guru tersebut
berperan dalam pencerdasan generasi muda dan berperan menjadi agen
perubahan, sehingga tugas mulia tersebut harus diemban dengan amanah.
"Dulu di awal kemerdekaan, para mahasiswa dengan sukarela dikirim ke
daerah tertinggal untuk mengajar di sekolah-sekolah yang belum ada
gurunya, itu jadi contoh untuk generasi sekarang," tutup Menteri Anies.
Demikian informasi yang kami bagikan terkait penerimaan Guru Gari Depan untuk tahun 2016 ini yang kami kutip dari asncpns.com, semoga informasi yang kami bagikan selalu bermanfaat bagi rekan-rekan guru di seluruh tanah air, terima kasih.
Untuk informasi terbaru lainnya seputar Pendidikan, silahkan like fanspage facebook kami di suarapgri.com
0 Response to "Pemerintah Buka Kuota GGD (Guru Garis Depan) Tahun 2016 Sebanyak 7000"
Posting Komentar